Faktanya adalah sebagian besar orang peduli dengan persepsi orang lain terhadap mereka. Tentu saja kita semua tahu atau pernah mengamati beberapa orang yang tampaknya tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang mereka – orang yang benar-benar berjiwa bebas! Alasan kebanyakan orang melakukan kepedulian adalah karena ego atau citra dirinya. Kita semua telah melihat perilaku di meja poker yang memvalidasi premis ini. Sebagai contoh, seorang pemain memenangkan pot besar setelah menunjukkan kartu awal yang benar-benar tidak berharga dan merasa terdorong untuk menjelaskan kepada meja bahwa dia berada dalam posisi buta besar atau harus memposting sehingga membenarkan permainannya yang kasar. Mengapa beberapa pemain poker merasa perlu menjelaskan kepada orang lain mengapa mereka memainkan permainan dengan cara tertentu? Sederhananya, itu karena mereka tidak ingin terlihat bodoh di mata orang lain. Ironi dari perilaku yang didorong oleh ego ini adalah bahwa mereka lebih baik dianggap tidak mengerti oleh musuh mereka daripada menjelaskan tindakan mereka agar terlihat menguasai permainan mereka.

Contoh lain dari ego yang tidak terkendali yang bekerja di meja poker adalah “Profesor Strategi” yang menunjuk dirinya sendiri yang suka memberikan analisis strategi setelah setiap permainan (lihat tipe kepribadian poker). Hal ini sering kali terlihat setelah “Profesor” menjadi korban dari pukulan yang buruk dan melontarkan kecaman yang menguraikan betapa bodohnya lawannya karena mengejar pukulan jarak jauh dan menyedot pemenang. Saya biasa duduk di sana dengan bingung bagaimana seseorang akan memanjakan diri mereka dalam perilaku tidak sopan seperti itu di meja poker, sampai hal yang jelas menimpa saya dan saya menyadari bahwa itu hanyalah kasus ego yang tidak terkendali.

Tentu saja informasi adalah kekuatan dalam poker dan mengetahui lawan mana yang memiliki ego yang lemah adalah hal yang penting. Inilah para pemain yang dapat diusir dari kepemilikan marjinal karena mereka khawatir akan menang dengan sampah dan kemudian merasa malu dalam pertarungan tersebut. Jadi, seberapa rapuhkah ego Anda? Anda mungkin dengan cepat mengabaikan pertanyaan tersebut karena Anda tahu bahwa Anda tidak termasuk dalam contoh yang diuraikan di atas – atau bukan? Baiklah, kami akan mengetahui seberapa besar Anda peduli dengan pendapat orang lain dan betapa rapuhnya ego yang Anda miliki.